Mengapa Sepuluh Hari Dzulhijjah Lebih Utama dari Hari-hari Lain?

Interior masjid pada siang hari dengan cahaya matahari masuk melalui jendela besar – suasana tenang dan khusyuk untuk ibadah di bulan Dzulhijjah.


Bulan Dzulhijjah merupakan bagian dari bulan-bulan haram yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara hari-hari dalam bulan ini, sepuluh hari pertamanya memiliki keutamaan yang sangat agung, bahkan disebut sebagai hari-hari terbaik dalam sepanjang tahun.

Keutamaan ini tidak datang tanpa alasan. Ia ditegaskan dalam Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi ﷺ, serta penjelasan para ulama salaf dan khalaf. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengapa sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama dibanding hari-hari lainnya, disertai dengan dalil dan teks Arab-nya.

1. Disinggung Langsung dalam Al-Qur'an

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

وَٱلْفَجْرِ , وَلَيَالٍ عَشْرٍ 

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1–2)

Mayoritas mufassir dari kalangan salaf, seperti Ibnu ‘Abbas, Mujahid, dan lainnya menyatakan bahwa yang dimaksud dengan "malam yang sepuluh" adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Imam Al-Fakhr Ar-Razi berkata: "Mayoritas ulama tafsir sepakat bahwa sepuluh malam yang disebutkan dalam ayat ini adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, karena keutamaannya yang besar dan berkumpulnya berbagai ibadah di dalamnya.”

2. Hadits Shahih yang Mengunggulkan Hari-hari Ini

Rasulullah ﷺ bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام

“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”

Mereka (para sahabat) bertanya,

يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟

 “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?”

Beliau menjawab,

 ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء

“Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali seorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu tidak kembali dengan apa pun dari itu.” (HR. Bukhari no. 969)

Ini menunjukkan bahwa amal shalih di 10 hari pertama Dzulhijjah bahkan lebih utama daripada jihad, kecuali jihad yang sangat istimewa. Ini keutamaan yang tidak ditemukan di hari-hari lainnya.

3. Berkumpulnya Berbagai Ibadah Utama

Ibnu Hajar al-Asqalani رحمه الله menjelaskan dalam Fath al-Bārī

والذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه، وهي الصلاة والصيام والصدقة والحج، ولا يأتي ذلك في غيره

"Yang tampak jelas bahwa sebab keistimewaan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah karena berkumpulnya bentuk-bentuk ibadah utama di dalamnya, seperti shalat, puasa, sedekah, dan haji, dan ini tidak terjadi pada waktu lainnya.” (Fathul Bārī, 2/460)

Dalam sepuluh hari ini, kita bisa melakukan shalat, puasa, sedekah, dzikir, hingga haji, yang tidak bisa dikumpulkan dalam waktu lain sepanjang tahun.

4. Hari Arafah Termasuk di Dalamnya

Salah satu hari terbaik dalam Islam, Hari Arafah (9 Dzulhijjah), termasuk dalam sepuluh hari ini. Rasulullah ﷺ bersabda: 

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelum dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim no. 1162)

Tidak ada hari dalam setahun yang memiliki keutamaan puasa seperti ini. Ini menambah kedudukan istimewa sepuluh hari Dzulhijjah.

5. Hari Nahr (Idul Adha) adalah Hari Terbaik

Hari ke-10 dari sepuluh hari Dzulhijjah adalah Hari Raya Idul Adha, yang disebut Nabi ﷺ sebagai: 

أَعْظَمُ الأَيَّامِ عِندَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ القَرِّ

“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah Hari Nahr (10 Dzulhijjah), kemudian hari al-Qarr (11 Dzulhijjah).” (HR. Abu Dawud no. 1765, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Hari ini adalah puncak dari ibadah haji dan waktu disyariatkannya penyembelihan qurban.

6. Pintu-pintu Kebaikan Terbuka Lebar

Di hari-hari ini, pahala dilipatgandakan, dan kesempatan bertobat terbuka luas. Allah memberi peluang besar bagi hamba-Nya untuk kembali dan mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya. Maka tak heran jika para salaf memperbanyak amal shalih di hari-hari ini, seperti:

  • Shalat sunnah dan malam
  • Puasa dari tanggal 1–9 Dzulhijjah
  • Bersedekah
  • Takbir, tahmid, tahlil, dan dzikir lainnya

Sebagaimana firman Allah: 

وَيَذْكُرُوا ٱسْمَ ٱللَّهِ فِيٓ أَيَّامٍ مَّعْلُومَٰتٍ

“Dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al-Hajj: 28)

Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما menafsirkan ayat ini:

“Hari-hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Kesimpulan: Jangan Lewatkan Hari-hari Terbaik dalam Setahun

Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bukan hari biasa. Ia adalah waktu yang Allah pilih dan muliakan, bahkan amal yang dilakukan di dalamnya lebih Allah cintai dari waktu-waktu lainnya. Maka, siapa pun yang menginginkan keselamatan dunia-akhirat dan pahala besar, jangan sia-siakan sepuluh hari ini. 

“Tidak semua orang bisa berangkat haji, tapi setiap muslim bisa memanen pahala luar biasa dalam sepuluh hari Dzulhijjah.”

Abu Muslim Ahmad

Your

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال