Keistiqamahan dalam Menegakkan Kebenaran: Teladan Para Ulama

Ilustrasi ulama teguh menegakkan kebenaran di tengah cobaan

Dalam Islam, keistiqamahan (keteguhan) dalam menegakkan kebenaran merupakan salah satu karakter mulia yang dimiliki oleh para nabi, sahabat, dan ulama. Istiqamah berarti tetap teguh di jalan yang benar, meskipun menghadapi berbagai cobaan dan tekanan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Rabb kami adalah Allah,' kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf: 13)

Dalam artikel ini, kita akan membahas kisah-kisah keteladanan ulama dalam menjaga keistiqamahan mereka dalam menegakkan kebenaran.

1. Imam Ahmad bin Hanbal: Keteguhan dalam Fitnah Khalq Al-Qur’an

Imam Ahmad bin Hanbal merupakan contoh ulama yang tetap teguh memegang kebenaran meskipun mengalami penyiksaan. Ketika Khalifah Al-Ma’mun memaksakan doktrin bahwa Al-Qur'an adalah makhluk, Imam Ahmad menolak tunduk kepada kezaliman tersebut.

Dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala karya Adz-Dzahabi, disebutkan bahwa Imam Ahmad disiksa dan dipenjara selama bertahun-tahun, tetapi ia tetap bersabar dan tidak mau mengubah pendiriannya. Keteguhannya dalam mempertahankan aqidah yang benar akhirnya membuahkan kemenangan setelah kekhalifahan berganti.

2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: Berani Menyampaikan Kebenaran

Ibnu Taimiyyah adalah ulama besar yang selalu menyeru kepada tauhid dan menentang berbagai penyimpangan dalam agama. Karena sikapnya yang tegas, ia sering menghadapi perlawanan dari berbagai pihak, termasuk dipenjara oleh penguasa saat itu.

Dalam kitab Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah berkata:

"Seorang Muslim harus bersabar dalam menegakkan kebenaran, sebagaimana para nabi dan ulama terdahulu yang menghadapi cobaan."

Meskipun dipenjara, ia tetap menulis risalah dan memberikan fatwa kepada umat. Keistiqamahannya dalam membela akidah yang benar menjadikannya salah satu ulama paling berpengaruh dalam sejarah Islam.

3. Imam An-Nawawi: Menolak Hadiah dari Penguasa

Imam An-Nawawi dikenal dengan ketakwaan dan keistiqamahannya dalam ilmu. Ia pernah menolak hadiah dari penguasa karena tidak ingin hatinya terpengaruh oleh dunia.

Dalam kitab Tahdzib Al-Asma wa Al-Lughat, disebutkan bahwa Imam An-Nawawi pernah menasihati Sultan untuk meninggalkan kebijakan yang menindas rakyat. Meskipun mendapatkan tekanan, ia tetap teguh pada pendiriannya.

Baca Juga Imam Ahmad bin Hanbal: Teguh Menolak Kemewahan

Pelajaran yang Bisa Diambil

1. Istiqamah membutuhkan kesabaran, karena kebenaran sering kali menghadapi tantangan.

2. Keberanian dalam menyampaikan kebenaran adalah bagian dari keimanan yang kuat.

3. Menjauhi pengaruh duniawi, seperti yang dilakukan Imam An-Nawawi, dapat menjaga keikhlasan dalam berjuang.

4. Meneladani para ulama yang telah menunjukkan keteguhan dalam menghadapi cobaan dan tekanan.

Penutup

Menegakkan kebenaran bukanlah perkara mudah, tetapi Allah telah menjanjikan balasan besar bagi orang-orang yang istiqamah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meneladani para ulama dengan tetap berpegang teguh pada prinsip Islam, meskipun menghadapi berbagai rintangan.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ

"Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah,’ lalu beristiqamalah." (HR. Muslim no. 38)

Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang istiqamah dalam menegakkan kebenaran. Aamiin.

Abu Muslim Ahmad

Your

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال