Puncak Pelaksanaan Ibadah Haji adalah Saat Wukuf di Arafah: Ini Penjelasannya

Jamaah haji sedang wukuf di Padang Arafah mengenakan ihram putih, menghadap Jabal Rahmah, suasana khusyuk berdoa tanpa memperlihatkan wajah

Saat musim haji tiba, banyak umat Islam mencari tahu: "Kapan puncak pelaksanaan ibadah haji?" Jawabannya adalah saat wukuf di Arafah, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam haditsnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas arti wukuf, dalilnya, serta bagaimana para ulama menjelaskan kedudukannya sebagai inti dari ibadah haji.

Apa Itu Wukuf di Arafah?

Wukuf secara bahasa berarti berhenti atau singgah sejenak. Adapun dalam konteks haji, wukuf di Arafah adalah berdiam diri di Padang Arafah, mulai dari tergelincirnya matahari (waktu zuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah (sebelum waktu subuh).

Dalil Tentang Wukuf di Arafah

Rasulullah ﷺ bersabda: 

الحَجُّ عَرَفَةُ

“Haji itu adalah Arafah.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan lainnya. Shahih)

Hadits ini menunjukkan bahwa inti dan puncak pelaksanaan ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Barangsiapa tidak melakukannya, maka hajinya tidak sah.

Hukum Wukuf di Arafah

Menurut ijma’ para ulama Ahlussunnah, wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling utama. Tanpa wukuf, seseorang tidak dianggap menunaikan haji meskipun telah melakukan seluruh amalan haji lainnya.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: 

"Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling agung. Ia merupakan pembeda antara orang yang berhaji dengan yang tidak." 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hafizhahullah  menyatakan dengan tegas: 

فَمَنْ فَاتَهُ الْوُقُوفُ بِعَرَفَةَ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَجٌّ

“Barangsiapa yang terlewatkan wukuf di Arafah, maka tidak ada haji baginya.” (Majmū’ al-Fatāwā, 26/22)

Penjelasan: Ini menunjukkan bahwa wukuf adalah *batas pemisah antara sah atau tidaknya haji seseorang. Tanpa wukuf, haji batal meskipun seseorang telah thawaf dan sa’i.

Imam Nawawi hafizhahullah Dalam kitab Al-Majmū’ Syarh al-Muhadzdzab, beliau menjelaskan: 

الوقوف بعرفة هو ركن الحج الأعظم ولا يتم الحج إلا به
 
“Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling agung. Haji tidak sah tanpa wukuf.” (Al-Majmū’, 8/173)

Penjelasan: Imam Nawawi menegaskan bahwa wukuf bukan sunnah atau wajib biasa, tapi merupakan rukun yang tanpa kehadirannya, haji tidak sah sama sekali. 

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah dalam kitab beliau Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, beliau menyebutkan:

أعظم أركان الحج هو الوقوف بعرفة، وهو الركن الذي لا يُجبر بدم ولا بغيره، ومن فاته الوقوف بعرفة فاته الحج

“Rukun haji yang paling agung adalah wukuf di Arafah. Ia tidak bisa diganti dengan fidyah atau amalan lain. Siapa yang terlewatkan wukuf, maka hajinya gugur.” (Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 1/454) 

Penjelasan: Ini adalah hujjah yang sangat kuat, bahwa tidak ada kompensasi (seperti dam atau fidyah) jika seseorang luput dari wukuf. Haji tersebut batal dan harus diulang pada tahun berikutnya. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hafizhahullah syarah beliau terhadap Manasik Haji, beliau berkata: 

من لم يقف بعرفة في وقته، ولو لحظة، فلا حج له؛ لقول النبي ﷺ: الحج عرفة 

“Barangsiapa yang tidak wukuf di Arafah pada waktunya, meskipun sesaat, maka tidak ada haji baginya, berdasarkan sabda Nabi ﷺ: ‘Haji itu Arafah.’” (Asy-Syarh al-Mumti’, 7/243)

Penjelasan: Syaikh Al-Utsaimin menegaskan bahwa kehadiran di Arafah, meskipun sebentar, cukup untuk sahnya haji. Namun jika tidak hadir sama sekali, maka haji tidak sah.

Waktu Pelaksanaan Wukuf

Waktu wukuf dimulai dari tergelincir matahari (zuhur) tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Disunnahkan bagi jamaah haji untuk mendirikan shalat zuhur dan asar secara jamak dan qashar di Arafah, lalu berdoa dan berdzikir sebanyak-banyaknya.

Keutamaan Wukuf di Arafah

  1. Dihapusnya dosa-dosa Rasulullah ﷺ bersabda:“Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba dari neraka selain hari Arafah.” (HR. Muslim)
  2. Hari dikabulkannya doa Hari Arafah adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi)
  3. Disaksikan oleh para malaikat Allah membanggakan hamba-Nya di Arafah di hadapan para malaikat-Nya.

Penutup

Dengan memahami bahwa puncak pelaksanaan ibadah haji adalah saat melakukan wukuf di Arafah, kita mengetahui betapa agungnya momen tersebut. Ia bukan sekadar berhenti di satu tempat, tapi merupakan momen pembersihan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk berdiri di Arafah dalam keadaan khusyuk dan penuh keikhlasan.

Abu Muslim Ahmad

“Sederhana dalam (menjalankan) As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam (melakukan) bid’ah.” Al-Ibanah 1/320 no. 161

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال