Khutbah Idul Fitri 1446 H
Oleh: Syaikh Dr. Khalid bin Dhahwi Adh-Dhufairi – Hafizhahullah
Tempat: Masjid As-Sa’idi, Jahra
Tanggal: 1 Syawal 1446 H
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِينُهُ ونَسْتَغْفِرُهُ، ونَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، ومَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ).
أَمَّا بَعْدُ:
Segala puji bagi Allah Ta’ala atas nikmat sempurnanya bulan puasa dan qiyam. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang diterima amalannya. Kita tidak bisa lepas dari rahmat, karunia, dan nikmat Allah atas kita.
Di antara sifat orang-orang beriman adalah mereka selalu berusaha melakukan amal saleh dan bersungguh-sungguh dalam kebaikan. Namun, mereka tetap merasa takut akan kekurangan dalam memenuhi hak Allah. Mereka tidak tertipu oleh amal mereka dan tidak membanggakannya, tetapi tetap berusaha dan memohon ampun kepada Allah atas kekurangan mereka. Sebagaimana firman Allah:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, sementara hati mereka takut (karena sadar) bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mu’minun: 60)
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
إن المؤمن جمع إحسانًا وشفقةً، وإن المنافق جمع إساءةً وأمنًا
“Sesungguhnya seorang mukmin menggabungkan antara kebaikan dan rasa takut, sedangkan seorang munafik menggabungkan antara keburukan dan rasa aman.” Mereka lebih memperhatikan diterimanya amal daripada sekadar melakukan amal, sebagaimana firman Allah:
إنما يتقبل الله من المتقين
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Ma’idah: 27)
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata:
لأن أستيقن أن الله قد تقبل مني صلاة واحدة، أحبُّ إليّ من الدنيا وما فيها
“Aku lebih suka mengetahui bahwa satu salatku diterima oleh Allah daripada memiliki dunia dan segala isinya.”
Maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa kepada Allah agar menerima amal saleh yang telah kalian lakukan serta meneguhkan kalian di atasnya hingga ajal menjemput.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Di antara nikmat Allah setelah Ramadan adalah dianugerahkannya Idul Fitri dengan berbagai kebaikan yang terkandung di dalamnya. Idul Fitri adalah kebahagiaan bagi kaum Muslimin karena telah menyelesaikan puasa mereka dan sebagai penutup baik untuk bulan Ramadan. Pada hari ini, kaum Muslimin menunaikan zakat fitrah, bertakbir, bertahlil, kemudian menunaikan salat Id.
Ibadah terus berlanjut, dan tidak ada yang menghalangi seorang Muslim dari ibadah kecuali kematian. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas, maka hendaknya seorang Muslim memperbanyak amal saleh agar derajatnya meningkat di sisi Allah dan memperoleh kedudukan tinggi di surga.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Kita telah melewati musim kebaikan yang agung, di mana banyak pintu kebaikan dibuka bagi kita. Orang-orang yang bertakwa mengambil manfaat darinya, yang taat bersegera menuju kebaikan, sementara orang-orang yang lalai menyia-nyiakannya, dan orang-orang yang bermaksiat terhalang darinya.
Siapakah di antara kita yang amalnya diterima, sehingga kita mengucapkan selamat kepadanya? Dan siapa yang tertolak, sehingga kita turut berduka? Wahai orang yang diterima amalnya, selamat untukmu! Dan wahai orang yang tertolak, semoga Allah menggantikan musibahmu.
Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga, serta orang yang salat malam tetapi hanya mendapatkan begadang tanpa pahala. Semoga Allah menerima amal kita semua.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Meskipun Ramadan telah berlalu dengan berbagai amal saleh di dalamnya, sesungguhnya umur seorang mukmin seluruhnya adalah untuk ketaatan dan ibadah. Allah tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk istiqamah dalam ketaatan hingga ajal menjemput. Seorang mukmin tidak berhenti beramal kecuali ketika ajal datang:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian)." (QS. Al-Hijr: 99)
Di antara nikmat dan kemuliaan terbesar adalah dikaruniai keteguhan di atas ketaatan. Allah berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Maka istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu, dan (juga) orang yang telah bertobat bersamamu, dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan." (QS. Hud: 112)
Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu berkata:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ
“Aku berkata: Wahai Rasulullah, katakan kepadaku satu perkataan dalam Islam yang tidak perlu aku tanyakan lagi kepada siapapun setelahmu.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
أَعْظَمُ الْكَرَامَةِ لُزُومُ الِاسْتِقَامَةِ
“Kemuliaan terbesar adalah tetap istiqamah di atas agama.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillah Al-Hamd.
Salah satu sebab terbesar yang harus sangat diperhatikan agar seorang hamba tetap teguh di atas agama Allah dan sunnah Rasul-Nya ﷺ adalah memohon kepada Allah keteguhan serta bersungguh-sungguh dalam berdoa agar Allah meneguhkan hati kita, memperbaiki akhir hayat kita, dan tidak membiarkan hati kita menyimpang setelah mendapatkan petunjuk.
Allah Ta'ala telah mengajarkan doa ini dalam firman-Nya:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Wahai Rabb kami, janganlah Engkau belokkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia." (QS. Ali Imran: 8)
Dari An-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: »يَا مُثَـبِّتَ الْقُلُوبِ، ثَـبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ
"Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbana ‘ala dinik."
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu."
(HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Wahai hamba Allah, berhati-hatilah dari meninggalkan ibadah dan menjauhi Al-Qur’an serta masjid setelah Ramadan. Janganlah kalian kembali dari hidayah menuju kesesatan, dari iman menuju maksiat, karena yang terpenting adalah bagaimana akhir kehidupan seseorang:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali." (QS. An-Nahl: 92)
Wahai yang menjaga salat di Ramadan, jangan malas setelahnya, karena Tuhan yang kita sembah di Ramadan adalah Tuhan di semua bulan. Wahai yang membaca Al-Qur’an, jangan tinggalkan setelahnya, agar tidak termasuk orang yang merugi. Berusahalah dalam kebaikan dan jauhi dosa, agar kalian memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan pahala yang besar setelah mati:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka Kami pasti akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Wahai wanita Muslimah, bertakwalah kepada Allah dalam menjalankan kewajibanmu. Berbuat baiklah kepada suamimu dengan kehidupan yang baik, didiklah anak-anakmu dengan pendidikan Islami, jagalah kehormatan, harta, dan rumah tangga suamimu. Rasulullah ﷺ bersabda:
إذا صلَّت المرأة خمسها، وصامت شهرها، وحفظت فرجها، وأطاعت زوجها، قيل لها: ادخُلي الجنَّة من أي أبوابها شئت
"Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktunya, berpuasa Ramadannya, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Jagalah kehormatan dan jauhilah fitnah para penyeru keburukan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Di antara sunnah Nabi ﷺ di bulan Syawal adalah berpuasa enam hari. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
"Barang siapa berpuasa Ramadan, lalu mengikutinya dengan enam hari dari Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh." (HR. Muslim)
Hal itu karena satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Maka, puasa Ramadan setara dengan puasa selama sepuluh bulan, dan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan dua bulan, sehingga genap menjadi satu tahun penuh seakan-akan seseorang berpuasa sepanjang masa.
Rasulullah ﷺ telah mengaitkan pahala ini dengan sempurnanya puasa Ramadan. Oleh karena itu, barang siapa masih memiliki hutang puasa, hendaknya ia segera mengqadha (mengganti) terlebih dahulu, kemudian baru berpuasa enam hari di bulan Syawal.
Baik seseorang berpuasa enam hari tersebut secara terpisah atau berturut-turut, semuanya diperbolehkan. Namun, yang tidak diperbolehkan adalah berpuasa pada hari Idul Fitri, karena puasa pada hari raya diharamkan dan dilarang.
Ya Allah, terimalah shalat dan puasa kami, jadikanlah hari raya kami penuh dengan kebaikan, keamanan, dan keimanan. Ya Allah, lindungilah negeri kami dan para pemimpin kami dari segala keburukan. Bimbinglah mereka untuk menegakkan hukum Kitab-Mu dan Sunnah Nabi-Mu, serta berikanlah kepada mereka penasihat-penasihat yang saleh yang membimbing mereka kepada kebaikan dan menunjukkan mereka ke arahnya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Diterjemahkan di Ponorogo oleh Abu Muslim Ahmad