(Fiqih Muyassar #4) Wudhu dalam Islam: Tata Cara, Rukun, dan Hal yang Membatalkannya

Fikih Muyassar tentang Cara, Rukun dan Hal Yang membatalkan wudhu

Wudhu adalah syarat utama dalam menegakkan ibadah shalat. Seorang Muslim wajib memahami tata cara wudhu yang benar agar ibadahnya sah. Dalam artikel ini, kita akan membahas definisi wudhu, rukun-rukunnya, sunnah-sunnahnya, serta hal-hal yang membatalkannya berdasarkan panduan syariat Islam.

Definisi dan Dalil tentang Wudhu

Secara bahasa, wudhu berasal dari kata al-wadha'ah yang berarti kebersihan dan kecerahan. Sedangkan dalam istilah syariat, wudhu adalah membasuh anggota tubuh tertentu dengan air suci untuk menghilangkan hadas kecil.

Allah ﷻ berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki." (QS. Al-Ma'idah: 6)

Rasulullah ﷺ bersabda:

لا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

"Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci." (HR. Muslim: 224)


Rukun Wudhu (Wajib Dilakukan)

Rukun wudhu adalah bagian wajib yang harus dilakukan agar wudhu sah. Jika salah satu rukun ini ditinggalkan, maka wudhu tidak sah.

  1. Niat (di dalam hati tanpa perlu dilafalkan)
  2. Membasuh wajah secara merata
  3. Membasuh kedua tangan hingga siku
  4. Mengusap sebagian kepala
  5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
  6. Tertib (berurutan sesuai urutan wudhu)

Dalil mengenai rukun wudhu ini terdapat dalam QS. Al-Ma'idah ayat 6 yang telah disebutkan sebelumnya.


Sunnah-Sunnah Wudhu

Selain rukun, ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan saat berwudhu, di antaranya:

1. Membaca basmalah sebelum memulai wudhu.

2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memulai wudhu.

3. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya.

4. Mengusap seluruh kepala, termasuk telinga.

5. Mendahulukan anggota kanan sebelum kiri.

6. Mengulang setiap basuhan hingga tiga kali.

7. Menggosok anggota tubuh yang dibasuh agar lebih bersih.

8. Berdoa setelah wudhu, seperti dalam hadis:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

"Barang siapa berwudhu dengan memperbagus wudhunya lalu ia mengucapkan: 'Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh', maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia boleh masuk dari mana saja yang ia kehendaki." (HR. Tirmidzi, no. 55.)


Hal-Hal yang Membatalkan Wudhu

Beberapa perkara yang dapat membatalkan wudhu, antara lain:

1. Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur, seperti buang air kecil, buang air besar, kentut. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'Anhu berkata:

 لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ

“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia berwudlu.” Seorang laki-laki dari Hadlramaut berkata, “Apa yang dimaksud dengan hadats wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Kentut baik dengan suara atau tidak”.” (HR. Bukhari: 135)

2. Tidur lelap yang menyebabkan hilangnya kesadaran. 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا مُسَافِرِينَ أَنْ نَمْسَحَ عَلَى خِفَافِنَا وَلَا نَنْزِعَهَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami, jika kami bersafar, maka cukup kami mengusap sepatu kami, tanpa perlu melepasnya selama tiga hari. Tidak perlu melepasnya ketika wudhu batal karena buang air besar, kencing atau tertidur kecuali jika dalam keadaan junub.” (HR. An Nasa-i no. 127. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

3. Hilang akal akibat mabuk, pingsan, atau gila. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/133.)

4. Menyentuh kemaluan dengan tangan tanpa penghalang. 

إذا أفضى أحدكم بيده إلى ذكره ليس بينه وبينه شيء فليتوضأ

“Jika salah seorang di antara kalian menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya sedangkan di antara sentuhan dan kemaluannya tersebut tidak dihalangi sesuatu apa pun, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Al Baihaqi dan Ad Daruquthni)

5. Makan daging unta,  Rasulullah ﷺ pernah di tanya:

Apakah engkau berwudhu karena makan daging unta?” Jawab beliau,

نَعَمْ فَتَوَضَّأْ مِنْ لُحُومِ الإِبِلِ

"Iya, berwudhulah karena memakan daging unta." (HR. Muslim: 360)


Faedah Menjaga Wudhu dalam Kehidupan Sehari-Hari

Menjaga wudhu tidak hanya bermanfaat dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa keutamaannya antara lain:

1. Menjadi penyebab dihapusnya dosa, sebagaimana dalam hadis:

إذا تَوَضَّأَ العَبْدُ المُسْلِمُ أَو المُؤمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنِهِ مَعَ المَاءِ أَو مَعَ آخِرِ قَطْرِ المَاءِ

"Ketika seorang hamba Muslim atau mukmin berwudhu, lalu membasuh wajahnya, maka keluarlah semua kesalahan yang dilakukan oleh wajahnya bersama air atau bersama tetesan air terakhir." (HR. Muslim: 244)

2. Menjadikan seseorang dalam keadaan suci dan siap beribadah kapan saja.

3. Sebagai pelindung dari gangguan setan.

4. Meningkatkan ketenangan jiwa dan kebersihan diri.


Kesimpulan

  • Wudhu adalah syarat sah shalat dan memiliki dasar kuat dalam Al-Qur'an dan hadis.
  • Rukun wudhu harus dilakukan agar wudhu sah, sedangkan sunnah-sunnahnya menambah kesempurnaan.
  • Ada beberapa hal yang membatalkan wudhu, seperti buang air, tidur lelap, dan makan daging unta.
  • Menjaga wudhu memiliki banyak keutamaan dalam kehidupan seorang Muslim.

Dengan memahami wudhu secara mendalam, kita bisa memastikan ibadah yang lebih sempurna dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Bagikan artikel ini agar lebih banyak orang memahami pentingnya wudhu dalam Islam!

Abu Muslim Ahmad

“Sederhana dalam (menjalankan) As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam (melakukan) bid’ah.” Al-Ibanah 1/320 no. 161

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال